Pemkab Bangka Anjurkan Beli Hewan Kurban Berlabel Sehat

Sungailiat, bangka.go.id - Pemerintah Kabupaten Bangka melalui Dinas Pertanian Kabupaten Bangka menyarankan kepada masyarakat yang hendak berkurban untuk membeli hewan kurban yang berlabel sehat. Label sehat akan disematkan di setiap hewan kurban apabila telah melewati serangkaian proses kesehatan oleh petugas kesehatan hewan.

"Untuk kondisi yang kami periksa berupa kesehatan kulit, telinga, hidung, hingga suhu tubuh hewan. Apabila seluruhnya mengindikasikan sehat, maka akan kami beri label sehat," ungkap kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Venteriner Dinas Pertanian Kabupaten Bangka, Krisna Ningsih.

Dari hasil pemeriksaan, masih adanya 20% hewan terjangkit penyakit. Umumnya penyakit yang banyak ditemui yaitu penyakit kulit scabies. "Penyakit ini sebenarnya tidak terlalu membahayakan dan tidak berpengaruh dari kesehatan daging apabila dikonsumsi, hanya saja dari segi estekikanya sapi atau kambing tidak enak dipandang," tutur Krisna.

Untuk hewan yang sakit, pihaknya akan merekomendasikan pedagang untuk merawat dan mengobatinya. Apabila masih tetap sakit maka dapat menghubungi dari Dinas Pertanian untuk penanganan lebih lanjut.

Sementara itu, untuk jumlah hewan kurban di Kabupaten Bangka masih cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hampir seluruh hewan kurban didatangkan dari luar Pulau Bangka Belitung, sisanya dari hasil pengembangan masyarakat terutama di daerah Cendrawasih Sungailiat.

"Untuk kambing banyak didatangkan dari daerah Sumatera Selatan, sedangkan sapi banyak didatangkan dari Lampung. Selain itu ada juga masyarakat Cendrawasih yang memelihara sapi, tetapi jumlahnya sangat sedikit," ujar Kasi yang menangani masalah ternak Kabupaten Bangka.

Pada dasarnya pemerintah telah lama berupaya untuk memenuhi kebutuhan sapi di Kabupaten Bangka. Melalui program integrasi sawit sapi yang dimulai tahun 2016 diyakini mampu memenuhi kebutuhan daging sapi. Tetapi hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengembangkan jumlah sapi terlebih dahulu.

"Saat ini sudah ada 25 kelompok integrasi sawit sapi yang masing-masing kelompok dapat mencapai 17 ekor sapi. Tetapi saat ini masih dalam fase memperbanyak jumlah sapinya, jadi belum direncanakan untuk pemanfaatan konsumsi," pungkasnya.

Sedangkan untuk pengalihan konsumsi ke daging kerbau, pihaknya merasa belum terlalu menjadi target utama. Karena mengingat minat masyarakat Kabupaten Bangka terhadap daging kerbau masih terlalu kecil.

Sumber: 
Dinkominfotik
Penulis: 
A Mangatas
Fotografer: 
A Mangatas
Editor: 
Derika/M. Khadafi