Sungailiat – RSUD Depati Bahrin merupakan salah satu rumah sakit daerah yang ditunjuk menjadi pengampu program layanan prioritas Kanker,Jantung,Stroke,Uronefrologi (KJSU), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian Kesehatan Tahun 2024 melalui program Strengthening Indonesia's Healthcare Referral Network (SIHREN).
Terkait dengan hal itu di RSUD Depatri Bahri Sungailiat dilakukan Monitoring dan Evaluasi Layanan KJSU-KIA di RSUD Depati Bahrin oleh tim dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dan World Bank, Kamis dan Jum'at (12-13 September 2024)
Menjawab tantangan masalah kesehatan di Indonesia, pada 2021 Kementerian Kesehatan menyusun strategi dan arah kebijakan bidang kesehatan yang adaptif dan responsif melalui Transformasi Sistem Kesehatan, yang terdiri dari 6 pilar. Salah satu pilarnya adalah Transformasi Layanan Rujukan, yaitu perbaikan mekanisme rujukan dan peningkatan akses dan mutu layanan rumah sakit dan layanan penyakit prioritas nasional. Perbaikan tersebut diwujudkan dengan pengembangan kemampuan layanan melalui pemenuhan ketersediaan alat kesehatan, sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana penunjang layanan prioritas. Peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit dilakukan melalui program pengampuan 10 (sepuluh) layanan prioritas meliputi Kanker, Jantung, Stroke, Uro-Nefrologi, KIA, Diabetes Melitus, Penyakit Infeksi Emerging, Tuberculosis, Gastroenterologi serta Kesehatan Jiwa.
Direktur RSUD Depati Bahrin Sungailiat dr. Yogi Yamani,Sp.B dalam paparannya pada acara MOnev tersebut menjelaskan bahwa RSUD Depati Bahrin berkomitmen untuk meningkatkan layanan kesehatan KJSU sehingga dapat menjadi rujukan untuk pengobatan stroke dan jantung bagi masyarakat Kabupaten Bangka.
"RSUD Depati Bahrin sejalan dengan komitmen dari Kementerian Kesehatan untuk memperkuat layanan kesehatan untuk penyakit prioritas seperti kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi (KJSU), RSUD Depati Bahrin siap untuk menerima penguatan layanan kesehatan dengan pemenuhan alat kesehatan canggih dari Kementerian Kesehatan RI dan World Bank. Salah satu alat penunjang untuk layanan kesehatan yang akan diterima, yakni Catheterization Laboratory (Cath Lab). Keberadaan alat canggih tersebut akan ditunjang dengan keberadaan dokter spesialis dan SDM Kesehatan yang terampil dan berkompeten sehingga alat itu bisa dioperasikan secara optimal,” jelas Yogi di Aula RSUD.
Selanjutnya ia mengatakan dengan adanya program pengampuan ini diharapkan dapat menciptakan aksesibilitas layanan rujukan yang berkualitas dengan meningkatkan kemampuan RS yang berada dalam ampuan, serta dukungan pemenuhan kebutuhan SDM.
“Ruang lingkup jejaring pengampuan adalah rumah sakit provinsi dan rumah sakit kabupaten/kota. Diharapkan dengan adanya kegiatan pengampuan ini, masyarakat tidak perlu jauh dirujuk, tapi bisa dilayani di RS yang telah mendapatkan program pengampuan layanan,” lanjutnya.
Tim Monitoring dan Evaluasi Kesiapan penerimaan alat kesehatan cathlab tahun 2024 dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, diwakili oleh M. Faizal Qurtubi menekankan bahwa program ini dilaksanakan dalam rangka transformasi kesehatan melesat menuju Indonesia Emas, untuk itu Kementerian kesehatan akan membantu rumah sakit berupa alat-alat kesehatan sedangkan rumah sakit diminta menyediakan sarana prasarana dan Sumber Daya Manusia. Tim visitasi juga memeriksa persyaratan pelayanan Cathlab mulai dari persiapan Dokumen, Kesiapan SDM termasuk dokter Spesialis Jantung yang bersertifikat, memeriksa lokasi dalam Rumah Sakit yang terdiri dari ruang tindakan, ruang monitor,ruang persiapan, ruang pemulihan dan lain-lain ke Ruang Cathlab RSUD Depati Bahrin.