Kasus Perundungan Yang Semakin Marak di Indonesia

Kasus Perundungan Yang Semakin Marak di Indonesia

Meningkatnya kasus perundungan yang ada di Indonesia menyebabkan orang orangtua para siswa sekolah khawatir akan keadaan anak-anak mereka mengenai hal tersebut. Data menunjukkan bahwa 26% korban adalah siswa sekolah dasar (SD), disusul oleh 25% siswa sekolah menengah pertama (SMP), dan 18,75% siswa sekolah menengah atas (SMA).

Berdasarkan pernyataan Menteri Sosial, hampir40% kasus bunuh diri disebabkan oleh perundungan di lingkungan sekolah(https://www.unicef.org/indonesia).

Hal ini mengakibatkan banyak keluarga korban yang merasa kehilangan dan berduka. Kejadian yang biasanya dianggap kenakalan remaja ini dapat merenggut nyawa maupun merusak mental korban pembullyan.

Kondisi ini mendorong Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Kementerian Hukum menggelar Sesi Kupas Data dan Fakta Hukum bertema Perundungan (Bullying),

Asisten Deputi Penyediaan Layanan Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Ciput Eka Purwianti, menjelaskan bahwa perundungan dapat berbentuk fisik maupun verbal. Ia menggambarkan fenomena ini seperti gunung es, di mana banyak korban enggan melapor dan sebagian masyarakat masih menganggapnya sebagai candaan.

“Kemen PPPA telah menyediakan call center SAPA 129 yang bisa dihubungi masyarakat untuk melaporkan kasus perundungan. Jangan ragu untuk melapor,” ujar Ciput dalam kegiatan yang berlangsung hybrid di Aula Mudjono BPHN, Jakarta dan Live Streaming Youtube BPHN Kemenkum.

Data KPAI (awal 2024): Mencatat 141 kasus kekerasan anak, dengan 35% di antaranya terjadi di lingkungan sekolah. Ini tidak hanya menyebabkan lingkungan sekolah yang tidak tenteram, namun juga mengganggu proses pembelajaran dan pendidikan anak.

Karena itu, para guru-guru di sekolah di harapkan dapat mendidik dan mengawasi siswa-siswi mereka dengan benar. Hal ini berlaku bagi setiap rakyat Indonesia agar dapat mewujudkan lingkungan sekolah yang aman dan tenang bagi seluruh siswa sekolah.